Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengungkapkan, barter Sukhoi dari Rusia dengan komoditas perkebunan Indonesia masih menunggu keputusan pihak Rusia terkait komoditas apa saja yang dipilih Rusia.
Mendag Enggartiasto menjelaskan saat ini proses barter Sukhoi dengan komoditas perkebunan asal Indonesia masih berjalan dan tidak mengalami hambatan.
“(Proses) masih berjalan, mereka (Rusia) belum pilih (komoditas),” ujar Mendag di sela-sela acara International Conference and Call For Paper di Cikini, Jakarta, Selasa (5/8/2017).
Menurutnya, Indonesia telah memberikan daftar komoditas yang siap dibarter dengan Sukhoi Rusia. Akan tetapi, negara tersebut belum memberikan jawaban maupun pilihan komoditas apa saja yang diinginkan Rusia.
“Ini baru pertama kali jangan harap satu minggu selesai, we just start, kita baru mula counter trade (barter), persoalan teknisnya banyak,” kata Mendag.
Namun demikian, Mendag menegaskan, dalam melakukan proses barter, Indonesia tidak mau pihak Rusia hanya memilih satu komoditas saja yang akan dibarter.
Menurutnya, diperlukan kesepakatan kedua negara terkait komoditas yang dipilih termasuk harga komoditas yang disepakati dan hal ini masih dalam pembahasan antara BUMN Rusia, Rostec, dengan BUMN Indonesia, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia.
“Kita enggak mungkin paksakan satu komoditas, kita juga enggak mau hanya diminta satu komoditas,” paparnya.
Seperti diketahui, pemerintah akan melakukan imbal dagang atau barter sejumlah komoditas perkebunan dengan 11 pesawat Sukhoi SU-35 dari Rusia.
Nilai pembelian 11 pesawat tempur generasi baru tersebut mencapai 1,14 miliar dollar AS atau setara Rp 15,16 triliun dengan kurs Rp 13.300 per dollar AS.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, Rusia selama ini menjadi negara mitra dagang terbesar ke-24 di tahun 2016. Tahun lalu, nilai perdagangan Indonesia-Rusia tercatat 2,11 miliar dollar AS dengan Indonesia menikmati surplus sebesar 410,9 juta dollar AS yang seluruhnya berasal dari surplus sektor nonmigas.
Ekspor non migas Indonesia ke Rusia tercatat sebesar 1,26 miliar dollar AS sedangkan impor nonmigas dari Rusia yakni 850 juta dollar AS.
Photo : F-16 dan Sukhoi TNI AU Flypass 2014 (Istimewa)
Sumber : Kompas
“Terkait barter sukhoi, pemerintah masih menunggu keputusan rusia, sementara itu rusia sendiri masih menunggu keputusan dari dek jimmy….boyokmu ijih kuat ora dek, nderes getah karet 10.000 hektar nggo nebus sukhoi, hhh”
LikeLike
Lho Iku Yg Nyadap Bukan Saya Bu!. Kan Kita Cuma Tinggal Ngambil Doank Plus Karetnya Udah Di Sadapin Sama Pemerintah…
LikeLike
Xixixixi…ternyata sampeyan itu orange gak teliti dek jimmy, coba dicek lagi brosure dr kemdag, disitu ada iklan getah karet yang ada meme-nya begini “Karet RI kualitas nomer 1, fresh from the oven…sadap sendiri dikebonnya !!!”
LikeLike
Sak Karepmu Bu!. Sing Penting Gajiku Utuh…
LikeLike
Gajine wutuh wong wingi ra melu kurban, hhh
#mancing ikan bethok
LikeLike
tawarin kerupuk kulit pasti rusia mau
LikeLike
Kalo krupuk kurang laku dek pakda, soale disono lagi mendung terus…krupuke dijemur gak kering-kering, malah pd buthuk (jamuran) hhh
LikeLike